Connect with us

Wilayah

Berkunjung ke Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya

Published

on

Profil Singkat Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya

Ekowisata mangrove Wonorejo merupakan paru-paru bagi hiruk pikuk Kota Surabaya. Hutan mangrove seluas 200 hektare ini menawarkan pemandangan yang menyejukan mata dan udara yang segar.

Hutan mangrove Wonorejo terletak di Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya. Layaknya hutan bakau pada umumnya, area Mangrove Wonorejo ini memiliki keragaman dan keunikan ekosistem untuk diamati dan dipelajari. Kawasan ini sangat cocok menjadi sarana edukasi ekosistem mangrove dan hutan pesisir.

Lokasi wisata mangrove ini dikelola dengan baik oleh pemerintah kota Surabaya. Ekowisata mangrove Wonorejo memfasilitasi pengunjung yang datang dengan wahana kapal, jembatan kayu, kolam pancing, jogging track, pendopo, kantin-kantin pusat kuliner, spot berfoto dan lainnya.

Kicauan burung pun akan terdengar jika kamu berjalan menggunakan jalur jogging track sejauh 2 km. Bukan hanya itu, mata juga akan dimanjakan dengan pemandangan kepiting-kepiting rawa yang hidup dengan menempel pada akar-akar tanaman mangrove.

Hutan Mangrove Wonorejo

Nama Petani: Nurul Fatmawati

Total Pohon Ditanam di Lokasi: 13.994

mangrove wonorejo

Kekayaan Biodiversitas Hutan Mangrove Wonorejo Surabaya

Ekowisata Mangrove Wonorejo mempunyai beberapa biodiversitas flora dan fauna di antaranya tanaman mangrove tipe Avicennia alba blume, Nypa fruticans, dan Excoecaria agallocha. Adapun keragaman fauna di antaranya kepiting bakau, kera ekor panjang, serta ratusan spesies burung langka dan dilindungi.

Kera tipe ekor panjang adalah spesies yang menghabiskan hari-harinya di bawah kanopi hutan bakau untuk mencari makanan. Kepadatan populasi mereka sebesar 0,55 individu/hektar sedangkan spesies burung yang ada terhitung 143 spesies burung, 12 di antaranya dilindungi dan 30 spesies langka.

Baca juga: Potensi Tersembunyi Gunung Sawur Kabupaten Lumajang yang Perlu Kita Jaga Bersama

Sejarah Singkat Pembentukan Ekowisata Mangrove Wonorejo

Awalnya, kawasan konservasi alam ini dibuat untuk mencegah abrasi dan erosi di wilayah timur Kota Surabaya. Pengelolaan yang baik membuat Pemerintah Kota Surabaya membuka lokasi ini untuk umum pada tahun 2010 sebagai area wisata dan budidaya tanaman bakau. 

Perencanaan di kawasan ini masuk dalam pengembangan strategis Pantai Timur Surabaya (PAMURBAYA) oleh BAPPEKO Kota Surabaya tahun 2019. BAPPEKO membagi area hutan bakau menjadi 4 zona yang terdiri dari:

  • Wilayah hutan mangrove, area tambak, dan permukiman nelayan,
  • Basis TNI Angkatan Laut,
  • Area pengembangan wisata,
  • Area konservasi tanaman bakau.

Pada tahun 2010, tanaman bakau di Ekowisata Mangrove Wonorejo sangat tipis. Akses yang belum memadai juga membuat masyarakat tidak punya alasan kedua kalinya untuk mengunjungi lagi. Lalu, kondisi ekowisata mangrove Wonorejo mengalami perbaikan di tahun 2015 di mana adanya peningkatan jumlah tanaman serta akses menuju area wisata.

Tantangan dan Kendala yang Dihadapi Hutan Mangrove Wonorejo Agar Tetap Lestari

penanaman di Hutan Mangrove Wonorejo
Pengelola dan petugas ekowisata hutan mangrove Wonorejo Surabaya berfoto dengan banner kegiatan penanaman mangrove dari donasi online yang terkumpul di web LindungiHutan (Dok: Business Development/LindungiHutan).

Menurut Peraturan Daerah Kota Surabaya No 2 tahun 2007, ekosistem mangrove yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi di Pantai Timur Surabaya (PAMURBAYA) seluas 2.500 ha, sedangkan luas hutan mangrove yang ada di sekitar kawasan pamurbaya hanya 440,13 ha pada tahun 2015.

Sementara saat ini, luas hutan mangrove Wonorejo hanya terhitung 200 ha . Padahal, keberadaan hutan mangrove di kawasan PAMURBAYA ini sangat membantu terjadinya penyerapan air laut ke dalam air tanah.

Penelitian mengenai perubahan luas hutan mangrove via citra dari (Wijaya 2017) menyebutkan bahwa perubahan luas hutan mangrove yang terjadi pada citra SPOT 4 tahun 2011 adalah 417,15 ha, SPOT 5 tahun 2013 adalah 491,62 ha, dan SPOT 6 tahun 2015 adalah 440,13 ha.

Adapun tahun 2015 terjadi penurunan luasan dan kerapatan yang sangat drastis mulai dari sepanjang Pantai Kenjeran sampai dengan muara Sungai Jagir Wonokromo.

Permasalahan ini disebabkan adanya degradasi penurunan luasan akibat dari erosi, sedimentasi, dan konversi lahan untuk permukiman maupun tambak. Sumber lain mengatakan telah terjadinya pembalakan kayu hutan bakau oleh masyarakat pada tahun 2015. Kayu tersebut digunakan sebagai bahan utama kayu bakar dan pembuatan arang.

Bukan hanya itu, akibat pengembangan kawasan ekowisata ini juga menimbulkan penurunan kualitas lingkungan, kerusakan tanaman mangrove, penurunan spesies burung, dan penurunan hasil penangkapan ikan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan ekowisata dianggap belum sepenuhnya melibatkan masyarakat lokal dan belum memenuhi prinsip konservasi lingkungan maupun manajemen kelembagaan.

Potensi Kolaborasi di Ekowisata Mangrove Wonorejo

Menjaga dan melestarikan Ekowisata Mangrove Wonorejo adalah hal yang sangat krusial. Mengapa? Karena kawasan tersebut menyimpan banyak manfaat antara lain:

  • Mencegah degradasi lahan akibat abrasi,
  • Mengurangi dampak banjir di pemukiman warga,
  • Meningkatkan area tutupan hijau,
  • Membantu pengurangan emisi karbon,
  • Meningkatkan perekonomian petani dan warga sekitar,
  • Menyediakan jam kerja bagi warga sekitar.

Menurut Nurdin (2011) Ekowisata Mangrove Wonorejo ini mempunyai potensi sebagai ecotourism dan edutourism karena kondisi hutan yang masih alami. Keragaman flora dan fauna dapat direkomendasikan sebagai sarana pendidikan bagi kalangan pelajar maupun umum untuk lebih mengenal keanekaragaman hayati di wilayah pesisir.

Perbincangan isu tentang reklamasi pantai utara Surabaya yang akan menjadi sumber utama air pasang laut dan banjir di wilayah timur Surabaya membangkitkan kolaborasi aksi penanaman bakau oleh pemerintah, instansi swasta, maupun masyarakat setempat.

Tahun 2014, kelompok petani tambak juga turut melakukan aksi pembersihan sampah di hutan mangrove area pantai timur Surabaya (Pamurbaya) pada hari habitat sedunia.

Mengingat hutan mangrove adalah gerbang antara kehidupan daratan dan laut. Kawasan ini mempunyai biodiversitas yang unik dan memiliki fungsi ekologi dan jasa-jasa lingkungan yang sangat luar biasa. Fungsi yang dimaksud mulai dari menjadi benteng dalam menangani bencana alam di daerah pesisir maupun manfaat ekonomis bagi warga sekitar.

Baca juga: Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara dari Kacamata Lingkungan (Update 2023)

Perkembangan Lokasi Penanaman Mangrove Wonorejo Surabaya

Melihat dari potensi dan biodiversitas yang ada, Ekowisata Mangrove Wonorejo sepatutnya dijaga kelestarian alamnya.

Sejak bulan Agustus 2022-Mei 2023, LindungiHutan telah menjembatani sebanyak 12 total kampanye alam di lokasi ini, 300 orang terlibat, 12.994 pohon yang sudah ditanam, lebih dari 1,3 ha area yang tertanam, dan menyerap karbon lebih dari 1.300 kg CO2eq.

Berikut ini, 3 contoh kampanye alam untuk mendukung kelestarian Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya, antara lain:

1. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance)

Penanaman mangrove BFI Finance di hutan mangrove Wonorejo.
Melalui kerjasama yang terjalin antara LindungiHutan dan BFI Finance, 2.500 bibit mangrove telah ditanam di kawasan hutan mangrove Wonorejo Surabaya untuk menjaga kelestariannya dengan melibatkan pengelola area (Dok: Business Development/LindungiHutan).

BFI Finance adalah perusahaan pembiayaan paling awal di Indonesia. Perusahaan ini menjadi perusahaan pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. 

Kesadaran untuk menjaga lingkungan, mereka wujudkan dengan menanam 2.500 pohon mangrove pada 12 November 2022 melalui inisiasi kampanye alam bertajuk “Penanaman 2500 Pohon BFI Finance, Cycling and Planting : Surabaya”. 

2. Larusso Group Indonesia

laruso tanam mangrove di ekowisata mangrove wonorejo
Larusso Group Indonesia tanam 1.000 bibit mangrove di kawasan hutan mangrove Wonorejo Surabaya. (Dok: Business Development/LindungiHutan).

Larusso Group Indonesia merupakan salah satu perusahaan apparel pria terkemuka di Indonesia, memiliki lebih dari 200 lokasi penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia. Melalui kampanye alam “Mindful Thread”, mereka sukses menanam 1.000 pohon mangrove pada 16 Januari 2023. 

Mereka berharap dengan melakukan kebaikan ini, dapat berkontribusi dalam menyelamatkan bumi.

3. Aevie Official

Aevie Official merupakan brand fashion dengan limited design yang diciptakan oleh wanita dan untuk wanita dengan menerapkan prinsip keberlanjutan. Mereka menjual berbagai macam koleksi pakaian seperti pembuatan baju bridesmaid. 

Pada 2022, Aevie Official pernah melakukan penghijauan di Bedono Kabupaten demak dan mereka lakukan lagi pada tahun ini untuk mendukung keberlanjutan. Melalui inisiasi kampanye alam bertajuk “Nature is a divine gift. Protect it”, pada 24 Mei 2023, mereka berhasil menanam sebanyak 265 pohon mangrove.

Baca juga: Good Services for Client: Kesan Kolaborasi CSR Lingkungan Bank Danamon Bersama LindungiHutan

Lindungi Hutan akan terus mengajak dan mengkampanyekan penanaman pohon mangrove di kawasan ekowisata Wonorejo. Salam lestari untuk bumi kita!

Mari Menjaga Kelestarian Hutan Mangrove Wonorejo Surabaya dengan Berdonasi Online dan Menjalin Kerjasama

LindungiHutan bermitra dengan komunitas dan pengelola hutan mangrove Wonorejo, Kota Surabaya untuk mempermudah proses penghijauan kembali dan penanaman bibit mangrove. Tanam pohon dengan mudah, transparan, dan berkelanjutan mulai 15 ribu/pohon

Rawat Bumi LindungiHutan