Kampanye Alam "#MelawanAsap: Untuk Paru-Paru Dunia" | LindungiHutan
Gambar Kampanye
Kampanye Selesai

#MelawanAsap: Untuk Paru-Paru Dunia

Lindungi Hutan

Lindungi Hutan

Rp 19,395,000 terkumpul dari Rp 15,000,000

214 Donatur

Batas Donasi: 21 September 2019
Kampanye Selesai
Penanaman: 21 September 2019
Selesai
Cerita
Update
Kampanye dibuat 16 September 2019
Miris, kalimantan yg katanya paru-paru dunia, menjadi perusak paru-paru manusia. - Plasida 2019
Jakarta, CNN Indonesia -- Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan atau karhutla yang meliputi wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, semakin pekat sehingga mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Pangsuma di Putussibau, ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu. Bahkan, konsentrasi harian di Pontianak (Kalimantan Barat) dan Sampit (Kalimantan Tengah ) juga mengalami peningkatan, pada 13 September 2019, hingga mencapai 550 mikrogram/m3.

"Hari ini penerbangan dibatalkan karena jarak pandang terbatas di Pontianak dan Putussibau," kata Kepala Bandara Pangsuma Putussibau Hery Azari Batubara saat dihubungi Antara dari Putussibau, Minggu (15/9).

Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji juga sudah menghimbau kepada warga melalui akun media sosialnya, agar mengurangi aktivitas di luar rumah karena kabut asap. Pada Minggu (15/9/19), status Facebook-nya, meminta maaf kepada warga atas nama pemerintah, karena kualitas udara Kalbar, tak sehat dampak karhutla.

Dia bilang, luas kebakaran gambut di Kalimantan Tengah (24.883 hektar) dan Kalimantan Barat (10.025 hektar). Karhutla juga terjadi di Jambi, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Aceh, Bangka Belitung, Kalimantan Utara dan Maluku Utara.

”Memadamkan lahan gambut bukan hal mudah. Sudah 42 helikopter kita dikerahkan. Belum lagi dukungan dari swasta, dari TNI dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mungkin ada 50 helikopter. Itu tak menjamin gambut terbakar bisa padam,” katanya. Karhutla, jadi ancaman permanen bagi Indonesia, sekaligus juga memperlihatkan negara belum optimal memberikan jaminan kepada masyarakat.


Portrait anak-anak mengenakan masker di lingkungan tempat mereka tinggal di Palangkaraya, Kalimantan Tengah (6/10/2015).-Foto: Antara/Rosa Penggabean

Sebagai respon dari hal ini, kami LindungiHutan dan Relawan LindungiHutan Kapuas dan Palangkaraya di Kalimantan Tengah serta Relawan LindungiHutan Landak di Kalimantan Barat menginisiasi Pembagian Masker N95 dan beberapa alat kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan. Masker N95 atau masker respirator merupakan jenis masker anti-polusi yang bisa digunakan untuk melindungi dari asap, termasuk kabut asap. Masker N95 dapat menyaring polutan dan partikel halus sampai 95 persen. Target yang terkumpul adalah 250 Masker dan alat kesehatan di masing-masing lokasi.

Donasi akan dilakukan selama 5 hari, dari hari Senin, 16/9/2019. Pembagian Masker dan Alat kesehatan akan dilakukan hari Sabtu, 21/9/2019 pada warga, anak-anak sekolah dan pengendara pengguna jalan.
16 Sep 2019
Update Kampanye Dimulai Nanti Pada Tanggal Pelaksanaan 21-09-2019
1
Pohon Hidup
0
Pohon Mati
0.1cm
Diameter Pohon
0.1cm
Tinggi Pohon
100%
Perkembangan
Gambar Monitoring
4 tahun yang lalu
Avatar
Athina Ibrahim
Rp 100,000
4 tahun yang lalu
Avatar
Ratri Amallsa
Rp 100,000
4 tahun yang lalu
Avatar
Anonymous
Rp 50,000
Kalau bukan kita siapa yg akan membantu
4 tahun yang lalu
Avatar
Anonymous
Rp 20,000
4 tahun yang lalu
Avatar
-----
Rp 0
semangat!!!!!!!!!!!!!!!
4 tahun yang lalu
Avatar
Anonymous
Rp 1,000,000
Rp 1,000,000
4 tahun yang lalu
Avatar
Rean Aqila
Rp 700,000
Rp 700,000
4 tahun yang lalu
Avatar
Anonymous
Rp 600,000
Rp 600,000

Hitung Emisi Karbon dengan Mudah dan Gratis

Melalui Imbangi, setiap pengguna dapat menghitung jejak karbon yang dihasilkan dan menyerapnya dengan langkah penghijauan bersama LindungiHutan

Hitung Jejak Karbon