September 2015 lalu, hutan di puncak Argopiloso, salah satu puncak di Gunung Muria, mengalami kebakaran hebat, dan sampai saat ini belum diadakan reboisasi. Yuk bersama hijaukan Argopiloso kembali.
Perkenalkan, nama saya Dodok. Saya bekerja sebagai wiraswasta di Kutoharjo, Kabupaten Pati. Selain itu, saya juga
aktif di organisasi pegiat alam, terutama di kawasan Gunung Muria.Gunung Muria merupakan salah satu gunung di utara Jawa Tengah sebelah timur. Gunung ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Kudus di sisi selatan, di sisi barat laut berbatasan dengan Kabupaten Jepara, dan di sisi timur berbatasan dengan Kabupaten Pati.
Keberadaan gunung ini tak dapat dipisahkan dari
sejarah penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Di sinilah, Sunan Muria, salah satu Wali Sanga, berdakwah menyebarkan agama Islam hingga akhir hayatnya.
Foto: Kawasan makam Sunan MuriaGunung dengan ketinggian 1.602 mdpl ini merupakan
salah satu gunung yang sering saya daki bersama dengan para pengiat alam dan pencinta alam karena masih asri dan alami. Dan
kejadian kebakaran hutan di wilayah lereng Muria pada 28 Sepember 2015 membuat saya prihatin. Kebakaran yang ditengarai akibat kelalaian manusia tersebut
menghanguskan kawasan hutan blok 45 Petung Lestari yang dikenal dengan sebutan puncak Argowiloso.
Untuk menuju pos pendakian puncak Argo Wiloso Langsungsaja anda menuju wisata air tiga rasa Rejenu. Di air tiga rasa Rejenu inilah pos terakhir anda sebelum mendaki, dan juga sebagai tempat terakhir anda untuk mengisi air dan perbekalan menuju puncak, janganlah khawatir, karena di wisata air tiga rasa Rejenu telah tersedia banyak warung-warung yang buka 24jam. Dari air tiga rasa Rejenu, anda juga bisa berziarah ke Makam Syeh Syadzali terlebih dahulu atau bisa langsung menuju ke arah jalur puncak. Dari sumber mata air tiga rasa, ikutilah jalan kecil setapak yang terletak di samping kiri sumber mata air tiga rasa tersebut, jalan inilah satu-satunya jalur untuk menuju puncak Argo piloso.
Foto: pemakanan Syeikh Sadzali
Foto: lokasi sumber air 3 rasaDampak dari kebakaran tersebut, sering terjadi longsor di sekitar lokasi karena tidak ada penahan tanah. Lokasi tersebut sekarang
hanya ditumbuhi perdu dan semak belukar. Dan meskipun dampak terhadap masyarakat sekitar secara langsung belum terasa, tetapi
dampak untuk fauna di lereng Muria seperti monyet dan burung endemik sangat terasa. Dahulu di sekitar lokasi banyak satwa, tetapi setelah terjadinya kebakaran mulai berkurang karena tidak adanya tempat tinggal dan makanan bagi mereka.
Foto: Lokasi sekitar tempat penanaman di lereng MuriaOleh sebab itu, saya dan teman-teman berinisiatif untuk mengadakan reboisasi di kawasan bekas kebakaran tersebut. Penanaman ini sekaligus masuk dalam
Gerakan Rawat Bumi yang diagendakan
LindungiHutan untuk memperingati Hari Bumi dan akan dilaksanakan pada tanggal 21 April mendatang.
Besaran Donasi yang diperlukan untuk melakukan penanaman dan perawatan pohon adalah Rp 12.000/pohon.Dengan Rincian : - Biaya Bibit
- Biaya Tanam
- Biaya perawatan selama 1 Tahun (Update perkembangan pohon dapat dilihat di website ini)
- Update dilakukan selama 3 Bulan sekali
- Pengembangan Website Lindungi Hutan
Bagaimana Cara Berdonasi ?? - Klik Tombol Donasi
- Input Jumlah Pohon yang akan di donasikan
- Pilih Transaksi Pembayaran
- Konfirmasi
- Nama Anda Akan muncul di Halaman Donatur
- Selesai
Anda Juga dapat melakukan Gabung Aksi penanaman dengan melakukan pendaftaran di Tombol “Gabung Aksi”, biaya ditanggung peserta.Salam Lestari !!
Kampanye alam"Kudus #RawatBumi2019: Mari Bersama Hijaukan Lereng Gunung Muria" telah dilaksanakan diLereng Gunung Muria pada tanggal21 April 2019dibantu oleh Relawan LindungiHutan Kudus dan juga peserta gabung aksi yang berjumlah37 orang.
Dokumentasi lengkap penanaman pada kampanye ini dapat diakses di link berikut RawatBumi Kudus